Bagi seorang perempuan, menstruasi bak tamu yang datang hampir setiap bulan. Kedatangan tamu ini berbeda-beda pada setiap perempuan, ada yang hanya datang tiga hari, ada juga yang sampai delapan hari. Untuk menyambut kedatangan mereka, para perempuan akan mengalami tanda-tanda yang disebut Premenstrual syndrome (PMS). Jika tanda-tanda itu sudah muncul, wajib membawa pembalut, yang umumnya para perempuan memilih pembalut sekali pakai.

Dalam satu kali menstruasi, bisa menghabiskan hingga 21 buah pembalut sekali pakai. Jadi, dalam satu tahun, satu orang perempuan akan memakai kurang lebih 252 buah pembalut. Kalau dalam satu rumah ada dua perempuan, setiap tahunnya akan menghasilkan sampah pembalut sebanyak 504 pembalut. Padahal, pembalut sekali pakai membutuhkan waktu mengurai lebih lama dari plastik. Dilansir dari laman Hesta Organic, pembalut dan popok sekali pakai membutuhkan waktu 500 hingga 800 tahun untuk terurai.

Melansir dari buku Sustaination karya Dwi Sasetyaningtyas, bahan yang terkandung dalam pembalut sekali pakai sulit terurai, karena campuran dari berbagai bahan, salah satunya plastik. Bahan campuran yang ada di dalam pembalut, lambat laun akan mengeluarkan gas metana. Akibatnya, gas metana, yang merupakan unsur dalam gas rumah kaca, akan memengaruhi pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu, kebanyakan produk pembalut sekali pakai juga menggunakan pemutih, sehingga dapat mencemari tanah dan air, bahkan bisa membuat kulit iritasi.

Lalu apa yang bisa kita lakukan, Sobat Laksmi? Terutama bagi perempuan yang memiliki kodrat menstruasi. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan pembalut kain pakai ulang (reusable menstrual pad), atau menstrual cup.

Menstrual Cup

Seperti namanya, alat sanitari ini berbentuk seperti cup atau mangkok. Tugas menstrual cup ini ialah menampung darah menstruasi dari leher vagina. Jadi, cara memakainya berbeda dengan pembalut sekali pakai, yakni dengan memasukkan menstrual cup ke dalam vagina. Karena perbedaan ini, menstrual cup menjadi perdebatan.

Terlepas dari perdebatan itu, menstrual cup memiliki banyak kelebihan. Dilansir dari laman Healthline, menstrual cup terbuat dari bahan silikon yang dinilai aman, lebih aman dibandingkan tampon, bisa menampung lebih banyak darah dibanding pembalut biasa, dan juga reusable, sehingga minim sampah dan ramah lingkungan.

Namun, bagi sebagai perempuan memakai menstrual cup perlu keberanian, terlebih bagi pemula. Berikut beberapa tips memakai menstrual cup untuk pemula:

  1. Belilah ukuran menstrual cup yang kecil terlebih dahulu. Lalu pelajari bagaimana cara memakainya.
  2. Sebelum memakainya, pastikan menstrual cup sudah dicuci bersih dan tangan dalam kondisi bersih juga.
  3. Ada banyak teknik memasukkan menstrual cup, seperti lipatan C atau U, M atau S, punch down ataupun diamond. Cari mana teknik yang pas ya, Sobat Laksmi.
  4. Buang darah menstruasi maksimal 12 jam. Jika sedang deras-derasnya, buang 4 jam sekali. Sesuaikan dengan kebutuhan.
  5. Pelajari juga cara mengeluarkan menstrual cup, ya Sobat Laksmi.
  6. Jangan takut untuk mencoba, dan kenali tubuh kita sendiri.

Jika Sobat Laksmi masih ragu untuk mencoba menstrual cup, ada alternatif lain yakni reusable menstrual pad atau pembalut kain pakai ulang.

Reusable Menstrual Pad

Pembalut Kain

Konsep pembalut kain ini mirip dengan kain yang digunakan orang-orang zaman dahulu, namun dikemas dengan lebih modern. Ukuran pembalut kain juga beragam, ada yang dibuat khusus seperti panty liner, ada juga yang berukuran maxi untuk malam hari.

Jika Sobat Laksmi ingin beralih dari pembalut sekali pakai, pembalut kain bisa menjadi solusi awal. Cara pakainya yang tak jauh beda dari pembalut sekali pakai, membuat para pemula lebih mudah beradaptasi. Namun, ada beberapa hal yag perlu diperhatikan jika menggunakan pembalut kain, di antaranya:

  1. Segera mencuci pembalut. Sama seperti pembalut sekali pakai, usahakan untuk rajin mengganti pembalut kain, minimal 4-6 jam sekali. Begitu ganti, langsung cuci pembalut kain, agar noda darah mudah dibersihkan.
  2. Jangan gunakan sikat kasar untuk mencuci, lebih baik kucek dengan tangan dan sabun organik. Jika dirasa susah menghilangkan noda darah, rendam pembalut terlebih dahulu.
  3. Pastikan pembalut kain kering sempurna. Jika pembalut kain masih basah, tidak hanya akan menimbulkan bau, tapi juga mengundang pertumbuhan bakteri.

Meski lebih mudah cara pakainya, bagi sebagian perempuan mungkin agak risi dengan pembalut kain, karena ukurannya yang sedikit lebih tebal. Namun, ada juga produk pembalut kain yang dibuat tipis, sehingga tak jauh berbeda dari pembalut sekali pakai.

Dengan menggunakan alat sanitari mensturasi yang pakai ulang, akan memberikan dampak baik untuk lingkungan. Mau pilih menstrual cup atau pembalut kain, itu boleh saja. Sobat Laksmi bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan masing-masing. Yuk sambut tamu bulanan tanpa nyampah berlebihan!

Penulis: Siwi Nur Wakhidah