Beberapa foto selama mengikuti kampanye #berubahdarirumah /instagram @lutfiyulisa

Tahukah Sobat Laksmi, kalau sampah sisa makanan menjadi sampah terbesar yang dihasilkan di Indonesia. Bahkan, karena masalah sampah ini menjadikan Indonesia sebagai negara berkembang dengan perilaku konsumtif tinggi. Ada sebuah laporan dari The Economist Intelligence Unit, yang menunjukkan bahwa rata-rata setiap penduduk di Indonesia membuang makanan rata-rata sekitar 300 kilogram per tahunnya. Bisa dibayangkan, betapa mubazirnya makanan itu, padahal tingkat kelaparan di Indonesia masih masuk kategori serius. Dapat dilihat dari laporan Global Hunger Index (GHI), pada tahun 2019 level kelaparan di Indonesia memang mengalami penurunan, namun masih masuk dalam kategori serius.

Selain tingkat konsumsi yang tinggi, cara menyimpan pangan yang salah, dan juga tidak merencanakan kebutuhan pangan dengan baik, menjadi penyebab semakin tingginya makanan terbuang sia-sia. Dalam istilah pangan, ada food waste dan food loss. Melansir dari laman Zerowaste.id, dua istilah ini memiliki arti berbeda. Food waste adalah sisa dari makanan yang siap konsumsi, namun dibuang begitu saja. Contohnya, makanan yang tidak dihabiskan. Sedangkan Food loss adalah bahan pangan mentah yang tidak bisa atau tidak diolah menjadi makanan, sehingga terbuang. Misalnya, sayur yang tak segera dimasak, atau kelebihan panen yang tidak dimanfaatkan dengan baik.

Untuk mengatasi masalah sisa makanan ini, ada banyak cara. Seperti bertanggung jawab dengan makanan yang dikonsumsi, dan menghabiskannya sehingga tak bersisa. Selain itu, ada juga Food preparation, yaitu sebuah metode menyiapkan bahan pangan sebelum diolah. Metode ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti mencuci, memotong dan menyimpan. Mungkin bagi sebagian orang, aktivitas ini cukup merepotkan. Namun, perlu diketahui jika Food preparation sangat membantu kita dalam urusan makanan. Ada banyak kelebihan Food preparation, di antaranya:

  1. Hemat waktu dan tenaga, karena semua bahan sudah disiapkan terlebih dahulu.
  2. Efisiensi biaya pengeluaran untuk belanja, karena sudah direncanakan dari awal apa saja yang akan dibeli.
  3. Berdampak baik bagi kesehatan karena dapat mengatur menu dan kebutuhan nutrisi sehari-hari.
  4. Kulkas menjadi lebih rapi, karena disesuaikan dengan kebutuhan.
  5. Mengurangi potensi sisa makanan yang kedaluwarsa.

Tak hanya untuk ibu rumah tangga, Food preparation sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum memulai langkah ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti:

  • Membuat menu mingguan. Jika merasa kesulitan membuat menu mingguan, Sobat Laksmi bisa membuatnya per tiga hari sekali, atau jangka waktu tertentu. Dengan membuat menu yang akan dimakan, akan memudahkan kita berbelanja, dan menyiapkan penyimpanan.
  • Mengetahui karakteristik bahan pangan dan tahu bagaimana cara menyimpannya dengan baik dan benar.
  • Menyiapkan wadah penyimpanan yang baik.

Setelah mengetahui kelebihan dan apa saja yang harus diperhatikan dalam Food preparation, Sobat Laksmi juga harus memahami bagaimana cara menyimpan bahan pangan yang baik. Mengingat, setiap bahan pangan memerlukan perlakuan yang berbeda-beda. Berikut ada beberapa tips menyimpan makanan untuk Food preparation:

  1. Bahan Pangan yang Perlu Dicuci Sebelum Disimpan
  • Buah-buahan seperti alpukat, apel, stroberi, pir, apel, melon, semangka, jambu merah, belimbing dan jeruk.
  • Sayuran, seperti sayuran berdaun hijau (bayam, pokcoy, kale), tauge, asparagus, wortel, buncis, kacang panjang, kapri, terong, timun, daun bawng dan tomat.
  • Daging merah, jeroan, daging unggas, ikan dan produk makanan laut segar lainnya.
  • Bumbu dapur, seperti lengkuas, jahe, kunyit dan cabai.
  1. Bahan Pangan yang Perlu Dipisah dari Bahan yang Lain

Bahan pangan di bawah ini memiliki beberapa kandungan senyawa yang mudah teroksidasi dan membuatnya cepat membusuk.

  • Buah-buahan, seperti pisang, alpukat, apel, stroberi, pir, apel, kiwi, mangga, nanas, nangka, durian, dan pepaya.
  • Pisahkan telur dari bawang, dan bumbu dapur lain.
  1. Bahan Pangan yang Perlu Disimpan dalam Kondisi Kering
  • Hampir semua jenis buah-buahan, baiknya disimpan dalam kondisi kering setelah dicuci.
  • Sayur-sayuran berdaun hijau juga harus disimpan dalam keadaan kering. Untuk mengakali penyimpanan, Sobat Laksmi bisa melapisi wadah dengan kain atau serbet kering. Begitu juga saat menyimpan jamur, terong, kubis, timun dan sayuran lain.

Setelah memahami cara menyimpan bahan pangan yang baik, jangan lupa untuk menetapkan, berapa lama bahan pangan bisa disimpan. Setiap bahan pangan memiliki ketahanan penyimpanan yang berbeda-beda. Selamat mencoba, Sobat Laksmi!

Penulis: Siwi Nur W.