Bank sampah menjadi salah satu solusi untuk mengelola sampah-sampah di masyarakat. Tidak hanya itu, bank sampah juga memiliki fungsi sebagai pemutar roda ekonomi masyarakat. Dengan menabung sampah di bank sampah, masyarakat yang menjadi anggota bank sampah akan mendapatkan banyak keuntungan. Cukup dengan menyetorkan sampah rumah tangga yang bisa didaur ulang ke bank sampah terdekat.
Namun dalam praktiknya, masih banyak masyarakat yang belum memahami betul bagaimana cara menyetorkan sampahnya ke bank sampah dengan baik. Seperti dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Manajemen dan Pengelolaan Sampah, sebanyak 81 persen sampah di Indonesia berakhir dalam keadaan belum terpilah. Kebanyakan sampah itu berakhir di tempat penampungan sampah, terpendam di tanah, hingga berakhir di laut. Untuk mencegah dampak tersebut terjadi, bank sampah menyediakan tempat untuk ‘membuang’ sampah rumah tangga agar diolah dengan baik dan mendaur ulang sampah menjadi barang yang memiliki nilai guna.
Untuk mendukung tujuan bank sampah tersebut, masyarakat, yang juga anggota bank sampah, harus memahami bagaimana cara memperlakukan sampah mereka. Salah satu caranya ialah dengan memilah sampah rumah tangga. Ada banyak manfaat memilah sampah, tidak hanya untuk memudahkan pengurus bank sampah saja. Di antaranya, dengan memilah sampah, kita dapat mengurangi zat berbahaya yang ada di sampah, sehingga tidak merusak lingkungan. Terlebih jika sampah bercampur dan terus menumpuk akan mengganggu dengan bau yang menyengat dan menimbulkan penyakit. Selain itu, dengan memilah sampah, akan memudahkan petugas sampah dan mengurangi risiko terluka karena mencampur sampah-sampah tajam dengan sampah biasa.
Berikut beberapa cara memilah sampah rumah tangga yang bisa dipraktikkan:
- Pisahkan Sampah Organik dan Anorganik
Sejak kecil, kita sudah diajarkan untuk membedakan mana sampah organik dan mana sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari bahan alam dan mudah terurai. Contohnya: sisa potongan sayur, kulit buah, cangkang telur, sisa makanan tertentu dan lain sebagainya. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah dari bahan-bahan yang sulit diuraikan, seperti plastik, pakaian bekas, botol minum dan lainnya.
Agar memudahkan menyetor ke Bank Sampah, Sobat Laksmi bisa membuat wadah berbeda untuk dua jenis sampah ini. Bahkan lebih bagus lagi jika memilahnya sesuai jenis sampah yang lebih spesifik. Usahakan untuk tidak membuang sisa makanan begitu saja di tempat sampah dan bercampur dengan plastik. Selain menimbulkan bau, masalah ini juga akan menyulitkan petugas sampah dalam memilah sampah. Sedangkan di Bank Sampah, jenis sampah ini tidak diterima. Kebanyakan Bank Sampah hanya menerima sampah anorganik yang bisa didaur ulang. Salah satu cara mengatasi sampah organik ini ialah dengan mengompos.

- Pahami Jenis Sampah Anorganik dan Pilah Sesuai Jenis
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada banyak jenis sampah anorganik yang diterima oleh Bank Sampah. Agar lebih mudah memilah, Sobat Laksmi bisa mempelajari dan memahami berbagai jenis sampah. Misalnya, pisahkan sampah plastik kresek dengan plastik putih bening yang biasa digunakan untuk bungkus es teh. Pilah juga mana plastik yang tebal dan berwarna. Pisahkan juga sampah kertas, kardus, kaca, dan besi.
Dengan memilah sampah ini, Sobat Laksmi akan lebih mudah menyetorkan ke Bank Sampah. Selain itu, lingkungan di rumah juga akan menjadi lebih tertata dan bebas sampah. Biasakan diri untuk memilah sampah, jika memang tak bisa memilah langsung, Sobat Laksmi bisa menampungnya terlebih dahulu dalam kardus, lalu menjadwalkan waktu untuk memilah sampah. Selamat memilah sampah!
Penulis: Siwi Nur Wakhidah