RikaC dari Pixabay

Urusan sampah tak bisa lepas dari kehidupan manusia kini. Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memproduksi 80 juta ton per tahunnya. Dari jumlah itu, 60 persennya berupa sampah organik, 14 persennya sampah plastik, 9 persen kertas, sisanya sampah eletronik dan metal. Bayangkan jumlah itu akan terus bertambah jika tidak ditangani dengan tepat. Dampak masalah sampah yang tidak dikelola dengan baik ini, akan memengaruhi kehidupan manusia dan juga lingkungan.

Menangani masalah sampah bukan hanya tugas petugas kebersihan dan tukang sampah saja. Urusan sampah adalah urusan siapa saja yang nyampah, tak pandang bulu. Kalau dalam rumah tangga, urusan ini kerap dikaitkan dengan pekerjaan rumah tangga, yang pada umumnya di Indonesia, dilakukan oleh ibu rumah tangga. Lalu bagaimana dengan orang yang tinggal sendiri di indekos atau apartemen? Apa masalah sampah ini cukup dengan mengandalkan petugas kebersihan saja? Jawabannya tidak.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, masalah sampah adalah urusan bersama bagi siapa saja yang memproduksi sampah. Bagi sebagian besar anak kos, masalah sampah kadang dianggap sepele karena disibukkan dengan kesibukan sehari-hari. Padahal hidup minim sampah bukan urusan membuang sampah ke pembuangan akhir. Dwi Sasetyaningtyas menyebut hidup minim sampah adalah upaya kita mengurangi kerusakan lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan dan keputusan yang kita buat. Namun, banyak dari mereka yang masih menganggap memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, atau gaya hidup ramah lingkungan, itu ribet. Apa benar begitu, Sobat Laksmi?

Selain ribet, masih banyak orang menganggap hidup ramah lingkungan itu mahal. Padahal untuk menerapkan gaya hidup ini cukup mudah, dan bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan anak kos sekalipun. Berikut beberapa tips mengurangi sampah dan hidup ramah lingkungan ala anak kos:

NatureFriend dari Pixabay

  1. Membawa botol minum. Tips mengurangi sampah plastik sekali pakai ini mungkin sudah banyak didengar. Tapi tahukah, Sobat Laksmi, cara ini memang paling mudah dilakukan, asalkan ada kemauan. Dengan membawa botol minum sendiri, kita bisa berhemat karena tidak harus beli botol minum kemasan, juga tak perlu mencari toko jika haus. Karena kebiasaan ini pula, Sobat Laksmi juga bisa mencegah dehidrasi, lho. Tak hanya baik untuk lingkungan tapi juga baik untuk kesehatan tubuh.
  2. Jajan bawa wadah sendiri. Tips ini akan sangat berguna bagi anak kos yang susah lepas dari jajan. Seperti yang kita tahu, jajanan di sekitar kita dibungkus dengan plastik sekali pakai. Beli bakso misalnya, ada tiga plastik yang dipakai, plastik untuk bungkus, plastik sambal, dan plastik kresek, yang hanya terpakai kurang lebih 10 menit saja, setelah itu dibuang sia-sia. Bukankah lebih baik membawa wadah sendiri? Siapa tahu dapat bonus bakso lebih.
  3. Menerapkan Reduce, Refuse, Reuse, Recycle, Rot, Rethink (6R). Menerapkan keenam konsep ini memang tidak mudah, tapi tidak ada salahnya mencoba. Caranya?
  • Reduce (mengurangi), kurangi pemakaian plastik sekali pakai, mengurangi belanja yang tidak dibutuhkan, dan tidak menjadi konsumtif.
  • Refuse (menolak), misalnya saat berbelanja atau membeli sesuatu dan ditawari untuk memakai plastik sekali pakai, Sobat Laksmi harus berani menolak dengan cara yang baik. Berikan alternatif lain, misal membawa wadah sendiri.
  • Reuse (memakai ulang). Siapa bilang hidup ramah lingkungan dan minim plastik harus membeli barang baru. Sobat Laksmi bisa memanfaatkan barang-barang yang sudah tak terpakai di rumah. Misalnya wadah botol yang tak terpakai, bisa dijadikan wadah minyak atau bumbu dapur.
  • Recycle (daur ulang), tentu sudah taka sing lagi dengan istilah ini kan, Sobat Laksmi? Recycle tak harus menghasilkan kerajinan tangan ya. Jika kewalahan, Sobat Laksmi bisa memilah sampah, dan menyalurkannya ke bank sampah atau kelompok yang melakukan daur ulang.
  • Rot (mengompos), tidak hanya di rumah, anak kos juga bisa mengompos dengan mudah. Sobat Laksmi bisa memakai wadah yang tak terpakai, seperti ember, kardus atau wadah cat. Cara ini sangat berguna, terlebih jika Sobat Laksmi termasuk anak kos yang gemar memasak.
  • Rethink (pikir ulang). Tips mengurangi sampah ini sangat penting. Berpikir ulang saat ingin membuat keputusan juga bisa diterapkan dalam gaya hidup ramah lingkungan. Misalnya, saat akan membeli sesuatu yang baru, pikirkan kembali apakah barang ini akan terpakai lama? Apakah barang ini benar-benar dibutuhkan, dan tak bisa digantikan dengan barang lain?

Dari semua tips mengurangi sampah bagi anak kos itu, yang terpenting adalah kesadaran. Langkah awal untuk memulai itu semua adalah kesadaran dari diri sendiri dan tidak ada paksaan. Sebagai generasi muda, kita harus sadar bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja, dan langkah kecil yang dilakukan pasti ada manfaatnya. Selamat mencoba, Sobat Laksmi!

Penulis: Siwi Nur Wakhidah