Permasalahan sampah masih menjadi sorotan di Indonesia. Melansir dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sebanyak 21.88 juta ton sampah pada 2021. Meski menurun dari tahun sebelumnya, jumlah ini masih membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan produksi sampah yang besar. Ditambah lagi dengan kemungkinan meningkat, jika tidak segera dilakukan pengelolaan sampah yang baik. Setiap lapisan masyarakat harus ikut andil dalam mengatasi masalah ini. Begitu juga pemerintah yang mengeluarkan kebijakan soal sampah dan pengelolaannya.

Sebagai individu, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah. Misalnya melakukan kompos, mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, mendaur ulang, dan lain sebagainya. Pakai ulang menjadi salah satu cara mengurangi plastik yang cukup efektif, namun harus dibarengi dengan kesadaran untuk bijak dalam membeli barang baru.

Mungkin, Sobat Laksmi bingung, harus dibagaimanakan sampah-sampah yang kita hasilkan setiap hari. Mulai dari sampah organik hingga anorganik. Semua barang yang diciptakan, bisa kembali dimanfaatkan meski beda dari fungsi utamanya. Seperti hal yang paling sederhana, pakaian bekas yang rusak, bisa dijadikan serbet, atau pakaian dengan ukuran dan model yang berbeda. Belum lagi sampah anorganik yang bisa dijadikan pupuk kompos, ecoenzime dan masih banyak lagi. Berikut beberapa tips mengurangi sampah dengan pakai ulang:

  1. Mengompos

Tips mengurangi sampah ini biasa dianggap remeh, tapi sangat penting dan berdampak. Mengompos dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi sampah, terutama sampah organik dan sampah rumah tangga. Bayangkan, Indonesia menghasilkan 67.8 juta ton sampah di tahun 2020, melansir dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dari 67.8 juta ton itu, 37.3 persennya berasal sampah dari aktivitas rumah tangga. Jika dilihat dari jenisnya, 39.8 persennya adalah sampah sisa makanan.

ilustrasi kompos
ilustrasi kompos

Mengompos bisa menjadi solusi dan caranya pun tidak terlalu sulit. Jika Sobat Laksmi lebih memilih memasak dari membeli makanan dari luar, maka mengompos akan jadi lebih mudah. Cukup siapkan wadah, bisa menggunakan wadah bekas cat yang besar, ember, atau kardus. Siapkan sampah coklat atau sampah kering, dan sampah basah berupa sisa-sisa bahan makanan yang sudah dipilih dan dipotong. Manfaat lain mengompos ialah, bisa dijadikan pupuk.

  • Membuat Eco-Enzime

Selain mengompos, membuat eco enzime juga menjadi tips mengurangi sampah. Eco enzim adalah hasil fermentasi dari sisa makanan dengan gula. Ada banyak manfaat eco enzim, seperti dapat dijadikan sebagai cairan pembersih dan menjadi pupuk. Namun, tidak semua jenis sisa makanan bisa dijadikan eco enzim. Sobat Laksmi bisa memanfaatkan sisa-sisa potongan sayur dan buat untuk membuat eco enzim.

  • Membuat Eco-Brick

Kalau dua tips mengurangi sampah di atas menggunakan lebih banyak sampah organik, berbeda dengan eco brick. Eco brick adalah sisa sampah anorganik seperti plastik, kardus dan kertas, yang dipotong dan dikumpulkan dalam botol plastik. Eco brick ini bisa dijadikan bahan bangunan pengganti batu bata, bisa juga dijadikan pondasi untuk membuat furniture seperti meja dan kursi.

  • Mendaur Ulang

Mendaur ulang atau recycle juga memiliki peran dalam mengurangi sampah plastik yang sudah ada dan terlanjur tertumpuk. Ada banyak sekali ide recycle, seperti memanfaatkan plastik kemasan menjadi tas, alas meja, atau barang lain yang memiliki nilai guna.

Dari keempat tips mengurangi sampah di atas, cara terpenting ialah bijak dalam menggunakan plastik. Sebelum memutuskan untuk memakai plastik sekali pakai, pikirkan lagi, apakah plastik itu bisa dimanfaatkan lagi dan tidak berakhir di tempat sampah cuma-cuma. Apabila semua orang berpikir demikian, bukan tak mungkin jika masalah sampah di bumi bisa teratasi dengan baik dan tidak merugikan.

Penulis: Siwi Nur Wakhidah